Jumat, 20 Januari 2012

Cinta menurut Remaja


          Cinta adalah sesuatu hal yang sangat kompleks yang dirasakan oleh setiap insan di muka bumi, cinta seringkali dianggap sebagai hal yang indah, tetapi tak jarang ada sebagian kalangan orang yang menganggap cinta adalah hal buta dan menyesatkan. Cinta acap kali membuat si penderita mengorbankan semua hal yang ia miliki untuk seseorang yang dicintainya, padahal tidak seperti demikian. Mario Teguh pernah mengatakan bahwa, bukan cinta-lah yang membuat kita membabi buta, tetapi diri kita yang telah mengubah cinta menjadi membabi buta. Hal ini membuat pola fikir kita kembali pada hukum atau dasar yang paling utama yaitu, bahwa segala sesuatu bergantung pada diri kita sendiri. Otak dan Naluri kita-lah yang membuat segala sesuatu terjadi, karena kekuatan sugesti akan senantiasa mengiringi kita dan membuat apa yang kita harapkan terjadi, kekhawatiran akan membuat apa yang kita khawatirkan terjadi, begitupun sebaliknya keoptimisan akan membuat harapan kita menjadi kenyataan. Oleh karena itu berhati – hatilah dengan fikiran Anda, senantiasalah berhusnudzan entah itu kepada Allah, maupun kepada makhlukNya, karena dengan demikian kita mampu menjaga konsistensi diri untuk selalu menggapai keoptimisan tanpa menjadi pribadi yang over confidence. Lakukan hal ini terhadap permasalahan cinta Anda.
            Sekarang mari beranjak ke beberapa kisah dari para sahabat Rasul dan Imam. Mari kita teladani beberapa kisah ini.
Kisah ini ditulis oleh M. Agus Syafii dalam komunitas dalam jejaring sosial Facebook, Mukjizat Sholat Dan Doa.

Aku Mencintaimu Karena Cintaku Pada Allah

Imam Syafii pernah ditanya oleh istrinya, "Suamiku, apakah engkau mencintaiku?" Beliau menjawab, "Ya tentu saja, dirimu bagian dalam hidupku." Mendengar itu istrinya bertanya, "Apakah engkau juga mencintai Allah? Bagaimana mungkin dua cinta menyatu dalam hati seorang mukmin, Cinta kepada Allah dan juga mencintaiku?" Beliau tersenyum dan mengatakan kepada istrinya dengan pandangan mata yang lembut penuh kasih sayang. "Karena cintaku kepada Allah, maka aku mencintai makhlukNya, memperlakukan dengan hormat dan penuh kasih sayang istriku, anak-anakku dan sesama. Aku mencintaimu karena cintaku kepada Allah."

Sahabatku, cintailah pasangan cinta kita karena cinta kita kepada Allah, perlakukanlah dengan hormat pasangan kita, setia dan mencintai dengan setulus hati. Kehidupan di dalam rumah tangga sangat dinamis, kebahagiaan, kesedihan, kebencian, senyuman semua datang silih berganti. Jika pasangan suami dan istri saling memahami terus ditumbuhsuburkan, maka akan selalu ada tunas cinta yang bersemi. Jika tunas cinta terus bersemi akan selalu bunga-bunga yang bermekaran, menebarkan semerbak harum wangi dipagi hari menyambut kehidupan yang indah.

Seorang Mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang paling baik akhlaknya. Sebaik-baiknya kalian adalah yang paling baik kepada istrinya. (HR. Bukhari).

Bukankah cerita diatas membuat kita terharu ? Betapa lembut dan penuh kasih sayang-nya Imam Syafii memperlakukan istrinya, dan Beliau mencintai istrinya tanpa bermaksud mendua cinta Allah dengan manusia, karena sejatinya cinta manusia semata – mata hanyalah untuk Allah SWT.
Berkaitan dengan permasalahan remaja masa kini, bahwa cinta dalam pandangan mereka (termasuk penulis) adalah hal yang sangat indah, seolah dunia hanyalah milik berdua, tentu saja Anda dan pasangan Anda, problematika yang terjadi di kehidupan remaja adalah mereka mulai mengesampingkan nilai moral, etika, dan estetika kehidupan. Karena mereka mengumbar kemesraan di depan umum, sedangkan mereka belum memiliki hak apa – apa untuk melakukan hal tersebut. Subhanallah, ini adalah proyek terbesar kita para remaja, untuk mengubah paradigma berfikir ini, bahwa tidak selamanya pacaran haruslah berpegangan tangan, haruslah berpandang – pandangan, apalagi dibumbui oleh hal lain yang lebih ekstrem dari itu. Ingatkah kalian saudara – saudaraku, bahwa pandangan adalah anak panah syaitan, dan saat anak panah itu menusuk mata kita, kemudian api itu turun menuju hati dan naik meracuni fikiran kita. Astaghfirullahaladzim, begitu cerdik syaitan membuat kita tersesat dari jalan yang lurus, tetapi kita harus tumbuh lebih cerdas dari syaitan, sifat remaja yang mudah terombang ambing membuat kita harus senantiasa berpegang teguh terhadap keimanan pada Allah SWT, dan pintar memilih teman. Ingat ! Memilih teman, bukan memilih – milih teman.
Mengapa seringkali terdengar bahwa “Masa remaja adalah masa yang sangat labil” ? Jika kita jabarkan perkara ini secara ilmiah, maka..
Dalam kehidupan manusia, ada 3 tahap bagaimana kita menggunakan akal kita. Pertama, pada saat balita kita menggunakan naluri untuk bergerak, menangis, tertawa, dan banyak lagi lainnya. Itulah mengapa sebabnya kita seringkali menemukan balita yang memasukan segala sesuatu kedalam mulutnya, naluri-lah yang melakukannya.
Kedua, remaja, fase ini adalah fase dimana manusia menggunakan otak belakangnya untuk berfikir dan menangkap informasi – informasi baru, sifat dari otak belakang adalah menerima dan menangkap secara penuh seluruh info yang diterima oleh otak. Dan ketiga, dewasa, fase ini adalah fase dimana manusia berfikir menggunakan otak depan, sifat dari otak depan adalah menyeleksi apa yang telah diterima otak secara bijak.
Dengan demikian kita dapat menyimpulkan bahwa, memang betul, masa remaja adalah fase kritis manusia, karena cara berfikirnya pun menerima informasi tanpa adanya proses seleksi, sehingga remaja masa kini mudah sekali terpengaruhi oleh hal – hal negatif. Tentu faktor teman pun menjadi aspek terbesar yang mempengaruhi tingkat kelabilan seorang remaja.
Sebuah kalimat pernah terdengar oleh telinga penulis bahwa,
“Janganlah kamu tanya bagaimana si fulan itu, tetapi lihatlah dengan siapa si fulan itu berteman”

Kalimat ini menyatakan bahwa kita tidak perlu menilai seseorang itu seperti apa, cukup dengan melihat siapakah teman – temannya.
Karena sesungguhnya, teman adalah cermin pribadi kita, saat kita mampu berteman dengan orang – orang yang shalih, maka InsyaAllah kita pun akan terbawa menjadi orang shalih. Demikian pun dengan cinta, saat kita berteman dengan orang – orang yang tepat, maka cara kita mengahadapi hal yang luar biasa indah ini pun akan tepat, mereka yang bijak mengahadapi cinta akan senantiasa menyandarkan kesadaran cinta mereka kepada Allah, karena Allah-lah satu – satunya zat yang berhak dicintai sepenuh hati.
Ketika remaja wanita labil, mengatasnamakan cinta sebagai landasannya melakukan hal –hal bodoh, maka itu sesungguhnya merupakan penistaan cinta yang paling kejam, menjual seluruh harga dirinya hanya untuk seseorang yang dicintainya sesaat dan belum tentu mau bertanggung jawab atas seluruh perbuatan yang  telah ia perbuat. Oleh karena itu teman – teman Akhwatku berhati – hatilah terhadap laki – laki yang meminta seluruh mahkotamu dengan alasan “bukti cinta”, karena sebenarnya ia tidaklah mencintaimu, ia hanya menginginkanmu sesaat dan membuangmu setelahnya, kemudian kamu akan menyesal atas kebodohan yang telah terlanjur terjadi. Na’udzubillah tsumma na’udzubillahimindzalik.
Sebelum terlambat, hindarilah itu sahabat – sahabatku, dengan menghindari percik – percik api kecilnya, sebelum merambat ke ladang hati kita, ladang hati para remaja yang senantiasa penasaran terhadap hal baru, dan jangan sampai keantusiasan kita membawa kita kepada jurang kesesatan, tetapi sebaliknya manfaatkanlah hasrat ini menjadi jembatan kita menuju gerbang kesuksesan di masa depan. Cinta dengan dosis yang tepat akan menciptakan keselarasan dalam seluruh kehidupan kita, saat cinta kita gunakan sebagai aksen untuk perindah akhlak dan perilaku kita, maka penggunaan cinta ini dapat kita kategorikan sebagai penggunaan cinta dengan dosis yang tepat.
            Saat kita mencintai Allah, maka Allah akan lebih mencintai kita, karena sifat Maha Penyayang-Nya yang luar biasa.
Hal ini membuktikan bahwa cinta bukanlah hal yang gila ataupun menyesatkan, tetapi cinta adalah Maha Karya yang sangat indah yang Allah ciptakan untuk seluruh manusia, tanpa cinta, manusia akan hampa, tanpa cinta, manusia akan sengsara, dan Allah-lah yang Maha memiliki segalanya. Jadi, masihkah ada alasan kita untuk mendua cinta Allah dengan cinta kita yang berlebihan kepada makhlukNya ? 




          Cinta seringkali kita kenal dengan sebutan VMJ, atau Virus Merah Jambu, hal ini memang benar – benar layak kita sebut sebagai virus, karena jika kita salah mengartikan dan mengaplikasikan cinta, maka cinta akan menjelma jadi virus yang senantiasa menggerogoti iman kita, futur yang akan mengikutinya, dan kebutaan pandangan terhadap cintalah yang akan kita dapati.
            Ada beberapa golongan yang mungkin mengatasnamakan cinta sebagai multivitamin penambah daya gedor belajar, tetapi sesungguhnya hal ini bukan alasan yang tepat untuk mencemari nama cinta yang maha indah. Dengan memendam ungkapan rasa terhadap lawan jenis yang kita suka dibarengi dengan niat untuk tidak mengusik aqidahnya, Insya Allah hal ini merupakan salah satu bentuk jihad yang dapat kita lakukan sebagai muslim yang kini mengemban title sebagai remaja atau pemuda.

PEMUDA SEBAGAI PELOPOR PERUBAHAN

Tidak ada komentar:

Posting Komentar