Cinta adalah sesuatu hal yang sangat kompleks
yang dirasakan oleh setiap insan di muka bumi, cinta seringkali dianggap
sebagai hal yang indah, tetapi tak jarang ada sebagian kalangan orang yang
menganggap cinta adalah hal buta dan menyesatkan. Cinta acap kali membuat si
penderita mengorbankan semua hal yang ia miliki untuk seseorang yang
dicintainya, padahal tidak seperti demikian. Mario Teguh pernah mengatakan bahwa,
bukan cinta-lah yang membuat kita membabi buta, tetapi diri kita yang telah
mengubah cinta menjadi membabi buta. Hal ini membuat pola fikir kita kembali
pada hukum atau dasar yang paling utama yaitu, bahwa segala sesuatu bergantung
pada diri kita sendiri. Otak dan Naluri kita-lah yang membuat segala sesuatu
terjadi, karena kekuatan sugesti akan senantiasa mengiringi kita dan membuat
apa yang kita harapkan terjadi, kekhawatiran akan membuat apa yang kita
khawatirkan terjadi, begitupun sebaliknya keoptimisan akan membuat harapan kita
menjadi kenyataan. Oleh karena itu berhati – hatilah dengan fikiran Anda,
senantiasalah berhusnudzan entah itu
kepada Allah, maupun kepada makhlukNya, karena dengan demikian kita mampu
menjaga konsistensi diri untuk selalu menggapai keoptimisan tanpa menjadi
pribadi yang over confidence. Lakukan
hal ini terhadap permasalahan cinta Anda.
Sekarang mari beranjak ke beberapa
kisah dari para sahabat Rasul dan Imam. Mari kita teladani beberapa kisah ini.
Kisah
ini ditulis oleh M. Agus Syafii dalam komunitas dalam jejaring sosial Facebook,
Mukjizat Sholat Dan Doa.
Aku
Mencintaimu Karena Cintaku Pada Allah
Imam Syafii pernah ditanya oleh
istrinya, "Suamiku, apakah engkau mencintaiku?" Beliau menjawab,
"Ya tentu saja, dirimu bagian dalam hidupku." Mendengar itu istrinya
bertanya, "Apakah engkau juga mencintai Allah? Bagaimana mungkin dua cinta
menyatu dalam hati seorang mukmin, Cinta kepada Allah dan juga
mencintaiku?" Beliau tersenyum dan mengatakan kepada istrinya dengan
pandangan mata yang lembut penuh kasih sayang. "Karena cintaku kepada
Allah, maka aku mencintai makhlukNya, memperlakukan dengan hormat dan penuh
kasih sayang istriku, anak-anakku dan sesama. Aku mencintaimu karena cintaku
kepada Allah."
Sahabatku, cintailah pasangan cinta
kita karena cinta kita kepada Allah, perlakukanlah dengan hormat pasangan kita,
setia dan mencintai dengan setulus hati. Kehidupan di dalam rumah tangga sangat
dinamis, kebahagiaan, kesedihan, kebencian, senyuman semua datang silih
berganti. Jika pasangan suami dan istri saling memahami terus ditumbuhsuburkan,
maka akan selalu ada tunas cinta yang bersemi. Jika tunas cinta terus bersemi
akan selalu bunga-bunga yang bermekaran, menebarkan semerbak harum wangi dipagi
hari menyambut kehidupan yang indah.
Seorang Mukmin yang paling sempurna
imannya adalah yang paling baik akhlaknya. Sebaik-baiknya kalian adalah yang
paling baik kepada istrinya. (HR. Bukhari).
Bukankah
cerita diatas membuat kita terharu ? Betapa lembut dan penuh kasih sayang-nya
Imam Syafii memperlakukan istrinya, dan Beliau mencintai istrinya tanpa
bermaksud mendua cinta Allah dengan manusia, karena sejatinya cinta manusia
semata – mata hanyalah untuk Allah SWT.
Berkaitan
dengan permasalahan remaja masa kini, bahwa cinta dalam pandangan mereka
(termasuk penulis) adalah hal yang sangat indah, seolah dunia hanyalah milik
berdua, tentu saja Anda dan pasangan Anda, problematika yang terjadi di
kehidupan remaja adalah mereka mulai mengesampingkan nilai moral, etika, dan
estetika kehidupan. Karena mereka mengumbar kemesraan di depan umum, sedangkan
mereka belum memiliki hak apa – apa untuk melakukan hal tersebut. Subhanallah,
ini adalah proyek terbesar kita para remaja, untuk mengubah paradigma berfikir
ini, bahwa tidak selamanya pacaran
haruslah berpegangan tangan, haruslah berpandang – pandangan, apalagi dibumbui
oleh hal lain yang lebih ekstrem dari
itu. Ingatkah kalian saudara – saudaraku, bahwa pandangan adalah anak panah
syaitan, dan saat anak panah itu menusuk mata kita, kemudian api itu turun
menuju hati dan naik meracuni fikiran kita. Astaghfirullahaladzim, begitu
cerdik syaitan membuat kita tersesat dari jalan yang lurus, tetapi kita harus
tumbuh lebih cerdas dari syaitan, sifat remaja yang mudah terombang ambing
membuat kita harus senantiasa berpegang teguh terhadap keimanan pada Allah SWT,
dan pintar memilih teman. Ingat ! Memilih teman, bukan memilih – milih teman.
Mengapa seringkali terdengar bahwa
“Masa remaja adalah masa yang sangat labil” ? Jika kita jabarkan perkara ini
secara ilmiah, maka..
Dalam
kehidupan manusia, ada 3 tahap bagaimana kita menggunakan akal kita. Pertama,
pada saat balita kita menggunakan naluri untuk bergerak, menangis, tertawa, dan
banyak lagi lainnya. Itulah mengapa sebabnya kita seringkali menemukan balita
yang memasukan segala sesuatu kedalam mulutnya, naluri-lah yang melakukannya.
Kedua, remaja, fase ini adalah fase
dimana manusia menggunakan otak belakangnya untuk berfikir dan menangkap
informasi – informasi baru, sifat dari otak belakang adalah menerima dan
menangkap secara penuh seluruh info yang diterima oleh otak. Dan ketiga,
dewasa, fase ini adalah fase dimana manusia berfikir menggunakan otak depan,
sifat dari otak depan adalah menyeleksi apa yang telah diterima otak secara
bijak.
Dengan demikian kita dapat
menyimpulkan bahwa, memang betul, masa remaja adalah fase kritis manusia,
karena cara berfikirnya pun menerima informasi tanpa adanya proses seleksi,
sehingga remaja masa kini mudah sekali terpengaruhi oleh hal – hal negatif.
Tentu faktor teman pun menjadi aspek terbesar yang mempengaruhi tingkat
kelabilan seorang remaja.
Sebuah kalimat pernah terdengar oleh
telinga penulis bahwa,
“Janganlah kamu tanya bagaimana si fulan itu, tetapi lihatlah
dengan siapa si fulan itu berteman”
Kalimat ini menyatakan bahwa kita
tidak perlu menilai seseorang itu seperti apa, cukup dengan melihat siapakah
teman – temannya.
Karena sesungguhnya, teman adalah
cermin pribadi kita, saat kita mampu berteman dengan orang – orang yang shalih,
maka InsyaAllah kita pun akan terbawa menjadi orang shalih. Demikian pun dengan
cinta, saat kita berteman dengan orang – orang yang tepat, maka cara kita
mengahadapi hal yang luar biasa indah ini pun akan tepat, mereka yang bijak
mengahadapi cinta akan senantiasa menyandarkan kesadaran cinta mereka kepada
Allah, karena Allah-lah satu – satunya zat yang berhak dicintai sepenuh hati.
Ketika remaja wanita labil,
mengatasnamakan cinta sebagai landasannya melakukan hal –hal bodoh, maka itu
sesungguhnya merupakan penistaan cinta yang paling kejam, menjual seluruh harga
dirinya hanya untuk seseorang yang dicintainya sesaat dan belum tentu mau
bertanggung jawab atas seluruh perbuatan yang
telah ia perbuat. Oleh karena itu teman – teman Akhwatku berhati –
hatilah terhadap laki – laki yang meminta seluruh mahkotamu dengan alasan
“bukti cinta”, karena sebenarnya ia tidaklah mencintaimu, ia hanya
menginginkanmu sesaat dan membuangmu setelahnya, kemudian kamu akan menyesal
atas kebodohan yang telah terlanjur terjadi. Na’udzubillah tsumma
na’udzubillahimindzalik.
Sebelum terlambat, hindarilah itu
sahabat – sahabatku, dengan menghindari percik – percik api kecilnya, sebelum
merambat ke ladang hati kita, ladang hati para remaja yang senantiasa penasaran terhadap hal baru, dan jangan
sampai keantusiasan kita membawa kita kepada jurang kesesatan, tetapi
sebaliknya manfaatkanlah hasrat ini menjadi jembatan kita menuju gerbang
kesuksesan di masa depan. Cinta dengan dosis yang tepat akan menciptakan
keselarasan dalam seluruh kehidupan kita, saat cinta kita gunakan sebagai aksen
untuk perindah akhlak dan perilaku kita, maka penggunaan cinta ini dapat kita
kategorikan sebagai penggunaan cinta dengan dosis yang tepat.
Saat
kita mencintai Allah, maka Allah akan lebih mencintai kita, karena sifat Maha
Penyayang-Nya yang luar biasa.
Hal ini membuktikan bahwa cinta
bukanlah hal yang gila ataupun menyesatkan, tetapi cinta adalah Maha Karya yang
sangat indah yang Allah ciptakan untuk seluruh manusia, tanpa cinta, manusia
akan hampa, tanpa cinta, manusia akan sengsara, dan Allah-lah yang Maha
memiliki segalanya. Jadi, masihkah ada alasan kita untuk mendua cinta Allah
dengan cinta kita yang berlebihan kepada makhlukNya ?
Cinta seringkali kita kenal dengan sebutan
VMJ, atau Virus Merah Jambu, hal ini
memang benar – benar layak kita sebut sebagai virus, karena jika kita salah
mengartikan dan mengaplikasikan cinta, maka cinta akan menjelma jadi virus yang
senantiasa menggerogoti iman kita, futur yang akan mengikutinya, dan kebutaan pandangan terhadap cintalah yang akan kita dapati.
Ada beberapa golongan yang mungkin
mengatasnamakan cinta sebagai multivitamin penambah daya gedor belajar, tetapi
sesungguhnya hal ini bukan alasan yang tepat untuk mencemari nama cinta yang
maha indah. Dengan memendam ungkapan rasa terhadap lawan jenis yang kita suka
dibarengi dengan niat untuk tidak mengusik aqidahnya, Insya Allah hal ini
merupakan salah satu bentuk jihad yang dapat kita lakukan sebagai muslim yang
kini mengemban title sebagai remaja atau pemuda.
PEMUDA
SEBAGAI PELOPOR PERUBAHAN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar