Selasa, 13 Maret 2012

IKHWAN, AKHWAT, DAN 4 POLA KEPRIBADIAN




Alhamdulillahirabbil’alamin, Allah masih memperkenankan penulis untuk kembali berbagi dengan teman teman semua mengenai bagaimana cara menyikapi kehidupan yang kerap kali jadi batu sandungan kita untuk melangkah jika kita tak memiliki bekal yang cukup untuk mengatasinya. Nah.. kali ini mari kita bahas mengenai Ikhwan, Akhwat, dan 4 pola kepribadiannya. Mari beralih “Apa saja sih 4 pola kepribadian yang dimaksud ?”. 4 Pola Kepribadian yang dimaksud adalah : Koleris, Sanguinis, Phlegmatis, dan Melankolis.
Koleris ? Apa itu Koleris ? Koleris adalah salah satu pola kepribadian manusia yang tumbuh atas jiwa yang senantiasa bersikeras dan memiliki ambisi yang sangat kuat. Orang – orang Koleris biasanya melakukan cara apapun sekuat tenaga untuk mendapatkan apa yang ia mau. Tentu jika dibarengi dengan ilmu agama yang kuat hal ini akan berdampak positif bagi kehidupan karena akan membantu kita mewujudkan kehidupan dalam Fastabikhul Khairat (Berlomba – lomba dalam kebaikan).
Selanjutnya adalah Sanguinis. Sanguinis adalah salah satu pola kepribadian manusia yang berkembang atas jiwa yang selalu bersenang hati. Orang – orang Sanguinis kerap kali menjadi pusat atensi, karena kebiasaan mereka yang sangat suka bicara. Mereka mampu menyebarkan energy positif lewat kata – kata mereka, entah guyonan atau kata – kata penyemangat. Dengan cukupnya pasokan ilmu agama tentu hal ini akan memudahkan langkah kita sebagai pemuda untuk memperlancar laju jalan dakwah kita.
Okee Next.. Phlegmatis. Phlegmatis adalah pola kepribadian manusia yang timbul atas kesabaran dan keuletan mereka. Mereka lebih suka menjadi seorang pendengar dan memanfaatkan indra pendengarannya. Mereka mampu menangkap informasi yang mereka dapatkan dengan mendengar. Orang – orang Phelgmatis tidak suka perdebatan, mungkin mereka tidak menyukainya dengan alasan hal itu hanya memekakkan telinga mereka saja. Agama sebagai Finishing Touchnya maka Phelgmatis akan menjelma jadi sosok yang sangat penyabar,
Dan terakhir adalah, Melankolis. Melankolis tercipta dari pribadi manusia yang lebih menyukai kesendirian, mereka dianugerahi oleh kecerdasan otak yang luar biasa. Mereka menyukai angka dan hal yang detail. Mereka sangat rapi dalam mengerjakan apapun. Kebalikan dari Sanguinis, mereka jarang sekali berbicara, mereka mengatakan hal yang memang perlu untuk dikatakan. Dengan dilengkapi wawasan Agama yang memadai, Melankolis akan menjadi pribadi yang sangat telaten.

          Setelah mendapat sedikit pengatahuan singkat yang telah terpapar diatas, penulis menegaskan bahwa pola kepribadian antara Ikhwan dan Akhwat cukup berbeda karena kita dibekali oleh cara berfikir yang berbeda pula. Ikhwan cenderung menggunakan rasio dan Akhwat cenderung menggunakan rasa. Tidak ada keunggulan atau kekurangan mengenai cara berfikir ini. Hanya saja kita harus mampu menggunakan hati yang telah dianugerahkan Allah untuk kita menjadi suatu alat sempurna yang mampu mengambil keputusan dengan tepat. Berikut adalah beberapa kejadian nyata yang terjadi di kehidupan sehari – hari menurut penelitian yang telah penulis lakukan.

IKHWAN KOLERIS

          Jika teman – teman pernah melihat batu, seperti itulah mereka, keras dan mungkin bisa sangat sarkastis untuk mendapatkan apa yang mereka mau. Tetapi mereka mampu menjelma jadi sosok pemimpin yang sangat baik. Karena sifat mereka yang tegas tadi membuat para anggotanya menjadi segan dan menganggap pemimpinnya adalah pemimpin yang berwibawa. Ikhwan koleris memiliki cita – cita yang sangat luar biasa, realita yang ada tak jadi kendala bagi mereka untuk bermimpi mendapatkan apa yang mereka mau. Ikhwan koleris kerap kali menjadi orang yang dominan dalam kelompok karena sifat kepemimpinan mereka yang sangat tinggi. Jika teman – teman merasa memiliki ambisi yang cukup tinggi, mungkin teman – teman tergolong orang – orang koleris.

AKHWAT KOLERIS

          Wahai para mujahidah shalihah yang berkepribadian koleris, hampir senarai dengan para Ikhwan yang beraliran serupa, Akhwat Koleris adalah akhwat yang sangat gigih untuk dapat merengkuh apa yang mereka inginkan, Mereka adalah wanita yang sangat perfeksionis dengan apa yang mereka hadapi, mereka tak berkenan dengan sedikitpun cacat, pekerjaan mereka harus sempurna, sehingga para akhwat koleris sepertinya memiliki kemungkinan untuk jadi Ibu Rumah Tangga yang tegas dan disiplin mendidik anak – anaknya.

Karena persoalan kita adalah persoalan remaja, penulis menyimpulkan bahwa selalu ada andil Cinta dalam kehidupan kita. Ahiiw.. Mereka yang memiliki pola kepribadian koleris kerap kali tidak terlalu menunjukan ketertarikan mereka kepada lawan jenis, hanya saja mereka sangat konsentrasi pada cita – cita mereka, sehingga teknik penyembunyian perasaan menjadi sangat sempurna, tetapi bukan berarti nggak normal ya.


IKHWAN SANGUINIS

          Lelaki yang pola kepribadiannya Sanguinis biasanya selalu dalam keadaan ceria, riang, dan gembira. Mereka tak ragu untuk tertawa dan bahkan jadi pusat lelucon. Mereka membuat candaan dengan celetukan mereka yang tak pernah garing didengar orang lain. Mereka membawa kesan positif saat berada dalam kelompok. Orang – orang Sanguinis biasanya memiliki proyek jangka pendek yang cukup efektif, mereka hidup day per day, mereka hanya melakukan hal yang menurut mereka menyenangkan. Untuk menjadi sosok Sosialisator, penulis kira Sanguinis adalah golongan orang yang tepat.

AKHWAT SANGUINIS

          Karena diberkati bakat suka berbicara, tentu saja sosok Akhwat Sanguinis sangat semangat untuk memaksimalkan bakatnya. Menurut survey yang penulis dapat dari sebuah Blog dalam internet. Lelaki rata – rata hanya mengucapkan 4.850 kata dalam satu hari, sementara perempuan mengucapkan hampir 25.000 kata perhari. Tentu survey ini bergantung pada situasi dan kondisinya, dan mungkin berlaku pada orang yang memiliki pola kepribadian Sanguinis. Menurut hasil penelitian pribadi penulis, akhwat Sanguinis “murni” mengatakan 4 kata/detik dengan tempo yang sangat cepat, terkadang sampai 8 kata/detik jika memang sang akhwat dalam keadaan tegang ataupun jiwa pembicaranya sedang datang. Tetapi ini bukan merupakan suatu kendala bagi para akhwat Sanguinis, banyak sekali para Ibu yang baik justru memiliki pola kepribadian Sanguinis, mereka menjadi lebih peka mengurusi anak – anaknya, lebih peduli, dan masih banyak lagi keunggulan lainnya. So.. untuk para akhwat sanguinis ini telah jadi modal awal untuk teman – teman menjadi sosok Ibu yang sempurna dimata  anak – anaknya. Aamiin.

          Mengenai Cinta, para manusia Sanguinis biasanya cukup interaktif membicarakan siapa yang di idam – idamkannya, mereka mencari orang – orang yang mampu dipercaya untuk istilahnya mencurahkan isi hati mengenai sang dambaan. Tetapi dengan control yang tepat dari sudut pandang agama InsyaAllah hal ini takkan menjerumuskan para Sanguinis ke gerbang Virus Merah Jambu.

Yooo Selanjutnya..

IKHWAN PHLEGMATIS

         Mereka adalah lelaki pendengar, memaksimalkan indra pendengaran untuk mendapatkan informasi. Mereka sangat cocok menjadi tempat mencurahkan fikiran karena sikap mereka yang sangat sabar mendengarkan. Ikhwan Phlegmatis selalu mengeluarkan kata – kata yang jitu untuk menyelesaikan suatu masalah. Jika Ayah penyabar adalah proyeksinya, penulis kira Phlegmatis orangnya.

AKHWAT PHLEGMATIS

          Perempuan penyabar dengan seluruh ketelatenannya mengahadapi sesuatu. Akhwat Phlegmatis kerap kali jadi sosok paling dewasa dalam kelompok karena sikap mereka yang bijak dalam menyelesaikan masalah. Orang – orang phlegmatis selalu mampu menempatkan diri dan mencari solusi yang tepat dalam setiap masalah. Mereka berfikir sangat keras sebelum memutuskan sesuatu.

          Tanggapan mereka mengenai Cinta adalah tidak begitu antusias hanya saja mereka selalu mengawasi orang yang mereka suka. Saat Allah jadi tempat bergantung mereka, InsyaAllah jurang kemaksiatan dapat terhindarkan.

IKHWAN MELANKOLIS

          Laki – laki pemikir yang menyukai angka dan hal – hal yang detail, penyendiri dan seringkali merenung.  Entah apa yang mereka renungkan, tetapi sepertinya itu adalah hal – hal yang sangat serius. Mereka diberkati dengan Intelligence Quotient yang cukup tinggi. Karena sifat mereka yang sangat pemikir, mereka selalu diperlukan dalam setiap kelompok, entah kelompok belajar ataupun lainnya untuk memberikan data – data yang cukup yang dibutuhkan oleh kelompok.

AKHWAT MELANKOLIS

          Sejalur dengan para Ikhwan Melankolis, Akhwat Melankolis pun menjadi akhwat yang cenderung cerdas. Soal Matematika yang isinya hitungan, mereka lalap habis seolah soal yang mudah. Mereka yang Melankolis sangat cocok untuk jadi tenaga pendidik, karena kecerdasan yang mereka miliki. Dan penulis kira mereka akan jadi orang yang tepat untuk jadi Ibu pintar.

          Dari beberapa kesimpulan atas penelitian yang penulis lakukan, tentu masih banyak kekurangan yang mesti diperbaiki, data yang ada diatas tidak mutlak seperti demikian, penulis sengaja hanya mengekspose sisi positifnya saja, agar jadi motivasi bagi kita para remaja mengembangkan bakat yang kita punyai. Oh iya, seluruh kadar pola kepribadian dapat meningkat sesuai azzam dan lingkungan yang teman – teman hadapi.

Syukran Ikhwah Fillah..


Banu Luthfan Aziz

Minggu, 22 Januari 2012

Senyuman Anak Yatim


Sore hari suara bising kendaraan bermotor menghiasi indra pendengaranku, polusi udara seolah menusuk rongga hidung untuk berikan rasa tak nyaman. Aku bergegas menuju sebuah yayasan yang menampung banyak anak yatim, dan bahkan mungkin telah jadi anak yatim piatu. Sesampainya disana, aku disuguhi tangisan anak kecil yang merengek minta diberi susu, dan beberapa anak lainnya terlihat asyik memanjat pohon nangka di sebelah yayasan dengan tawa lepas mereka yang membuatku iri. Dalam hati terbersit, “Andai saja aku bisa kembali ke masa lalu, akan aku lepaskan semua beban yang kini tengah membebaniku, bermain dengan teman, mengotori baju, dan sesekali aku rindu dimarahi Ibu” Kemudian sapaan mereka menyadarkanku dari khayalan, “A, cari siapa ?” sapa kedua anak yang tadi tengah memanjat pohon nangka, kemudian aku katakan apa maksud kedatanganku kesana, dan kedua anak tersebut membantuku mencari orang yang aku hendak datangi.

            Mereka berlarian masuk kedalam rumah sembari tertawa mereka yang selingi langkah kecil dan membuatku semakin teringat masa lalu. Ingat masa duluku, Aku yang kala itu sangat nakal, mengejar tukang es krim sampai ke depan sebuah sekolah dasar, memesan dua buah es krim lalu menghabiskannya, saat sang tukang menanyakan uang untuk bayar es krim tersebut, kami hanya saling pandang yang kala itu Aku ditemani seorang teman masa kecil. Kemudian Ibuku mengejar dan kemudian membayar es krim yang telah kami makan itu. Ibu tak pernah mengeluh akan masa kecilku, senyumanlah yang selalu hiasi wajah Ibu saat Aku melakukan hal yang begitu memalukan di depan umum. Khayalanku kembali kabur saat anak – anak itu mengatakan bahwa orang yang aku cari tidak ada di dalam rumah, mereka kembali berlari ke luar rumah tanpa alas kaki, tak pernah terdengar keluhan dari mereka, bahkan para pengasuh yayasan tersebut, cahaya dari wajahnya yang membuatku terhenyap saat beradu pandang dengan mereka, Ikhlas karena Allah ta’ala lah yang mereka tanamkan saat harus hadapi sesi penggantian popok bagi para penghuni yayasan yang masih berumur dibawah tiga tahun, ataupun saat mereka harus hadapi aktifnya anak yang berumur dibawah sepuluh tahun. Mereka hadapi semuanya dengan senyuman, memang benar senyum itu membuat segalanya lebih mudah, karena saat tersenyum kita telah mendoktrin diri untuk berpersepsi bahwa segalanya memiliki jalan keluar.

            Tak lama berselang muncul dari dalam rumah seorang anak kecil perempuan dengan tatapan kosongnya langsung menatap tajam ke arah mataku, anehnya Aku tak lantas melepaskan pandangan, selaput pelangi matanya yang berwarna hitam seolah jadi portal hidayah Allah untuk buatku merenung sejenak dan menyesali seluruh waktu yang telah ku sia – siakan. Anak perempuan tadi terus berjalan mendekatiku sembari menyusurkan tangannya ke sebuah dinding di rumah itu, dan berdiri di anak tangga kedua teratas. Aku yang semakin tak tega melihat besarnya ujian yang mereka pikul akhirnya memalingkan pandangan, di sela waktu itu Aku terus berfikir dan bersyukur bahwa Aku dilahirkan dan ditakdirkan sampai berumur 15 tahun ini, masih diperkenankan memiliki orang tua yang utuh, tak seperti mereka yang mungkin tidak seberuntung Aku untuk tinggal satu atap dengan orang tua. Tetapi aku masih belum mampu untuk mencium punggung tangan orang tuaku saat pagi sebelum berangkat sekolah, masih belum mampu membuat mereka tersenyum bahagia atas apa yang telah Aku berikan, dan masih banyak lagi.

            Saat aku kembali memberanikan diri untuk menatap mata anak perempuan itu lagi, ternyata yang aku dapatkan adalah senyuman manis dari sang anak kemudian pergi dengan lari kecilnya menuju rumah kembali. Kunjunganku yang singkat itu berikan makna yang sungguh luar biasa, semoga impianku untuk dicintai sang khalik tercapai karena salah satu syaratnya adalah dicintai anak yatim, semoga kelak aku dapat berbakti dan menginfaqkan hartaku dijalan Allah, dan membuat anak yatim tak lagi jadi cemoohan orang – orang karena menganggap mereka orang buangan, semoga pada akhirnya cinta Allah akan selalu menyertaiku dalam setiap langkah menuju kebahagiaan abadi, syurganya Allah SWT. Aamiin.


            
Sahabat – sahabatku sekalian semoga di akhir hayat nanti tangisan anak yatim akan mengiringi kepergian kita karena mereka sungguh merasa kehilangan orang yang mereka cintai.




Banu Luthfan Aziz

Jumat, 20 Januari 2012

IBUKU SURI TAULADANKU !


Aku adalah seorang anak dari pegawai kantin sebuah sekolah, Aku duduk di kelas 8 sebuah Sekolah Menengah Pertama, Keseharianku adalah diperolok dan dicacimaki oleh teman sekelasku, Setiap hari lidah mereka tak hentinya menusuk nurani terdalamku, karena Ibuku hanya memiliki satu mata !
"ahah, hei kau apa kau tidak Malu memiliki Ibu yang hanya memiliki satu mata ?! Lihat dong Ibuku, Ibuku sangat cantik, tiap hari Ia merawat tubuhnya agar terlihat cantik dan muda !" Aku hanya terdiam dan sangat malu mendengar perkataan dari teman yang memperolok tersebut.
Lalu Aku pergi ke Kantin untuk menemui Ibuku untuk mengatakan. "Jika Kau hanya membuatku malu, untuk apa Kau hidup ?! Kau hanya sekedar aib bagiku, Aku harap engkau lenyap saja dari kehidupanku !" Aku pun pergi meninggalkan Ibuku yang terhenyap mendengar perkataan anaknya yang mengharapkan Ia mati.
Hari demi hari berjalan seperti biasanya, Aku tak pernah henti dapat ejekan dan cacian atas kekurangan fisik Ibuku, Suatu hari Aku memutuskan untuk mencari beasiswa agar dapat melangsungkan pendidikan selanjutnya di luar negeri, dan tak lama ada kesempatan bagi para siswa SMP untuk mendapat beasiswa melanjutkan sekolah di luar negeri.
Keajaiban berpihak padaku, ketika pengumuman siapa yang berhak melanjutkan sekolah di luar negeri, namaku tercantum didalamnya.. Tetapi ketika orang lain menangis haru dan memeluk Ibunya, Aku hanya tertawa dan pergi begitu saja, tanpa mengucapkan sepatah katapun kepada Ibuku.
Begitupun pada hari keberangkatan, Aku tak permisi pamit untuk pergi dalam waktu yang cukup lama, Aku hanya ditemani sebuah koper dan sedikit uang tunai saja. dalam hatiku..
"Aku akan meninggalkanmu Tua Renta, Kau hanya Aib bagiku !"
Pesawat pun segera lepas landas..

Bertahun-tahun berlalu, dan akhirnya akupun mampu menyelesaikan pendidikan, bahkan sampai perguruan tinggi di luar negeri. Keajaiban tak hentinya menghampiriku, Aku mendapat pekerjaan layak dan menemukan istri dan kini telah berkeluarga..
Suatu hari Ibuku pergi mengunjungi rumahku, kebetulan kali itu Aku tengah membawa keluarga pulang ke Indonesia..
Ibuku mengetuk Pintu..
Dan anakku yang membukakan pintu untuknya, Anakku langsung menjerit ketakutan ketika melihat kekurangan fisik Ibuku dan berkata  "Ayah ! Siapa ini, nenek ini jelek sekali ! Aku takut liat wajahnya".
Aku pun bergeming dan segera menghampiri anakku yang berteriak, dan Aku terkejut melihat Ibuku yang menemukan kediamanku kemudian berkata..
"Pergi Kau Tua Renta, Sudah kubilang jangan campuri kehidupanku lagi, Kau membuat anakku takut dan menangis ! Pergi !!"Ibuku pergi dengan hati tersayat karena perkataanku.

Hari demi hari berlalu, Aku berfikir selama ini siapakah yang membesarkanku ? Siapakah yang mendidikku ? Siapakah yang berjerih payah melahirkan Aku ?
Aku pun pergi ke rumah Ibuku..
Terlihat ayunan pohon yang Ibu buat untukku agar bisa bermain.
Ku ketuk pintu rumahnya, tidak ada jawaban.. Akhirnya aku pun menanyakan keberadaan Ibuku kepada tetangga, dan ternyata..
Tetanggaku mengatakan bahwa Ibuku telah meninggal 2 hari lalu, dan memberikan sepucuk surat yang bertuliskan..

"Anakku yang tampan, sebenarnya Ibu sangat bangga memiliki anak sepertimu, Ibu turut berbahagia ketika melihatmu sudah berkeluarga, sudah menjadi pribadi yang sukses..
Kejadiannya sudah terjadi sangat lama, dulu waktu Kau bermain, Kau terjatuh dari sepeda yang Kau naiki, ketika melihat darah, Ibu mengira kepalamulah yang terluka, ternyata perkiraan Ibu salah, matamu lah yang berdarah..
Ibu pun membawamu ke dokter, ternyata sebelah matamu tidak lagi bisa digunakan, tetapi dokter menerangkan bahwa matamu dapat digantikan oleh mata lain, tetapi pendonor mata sangatlah jarang.
Ibu sangat Iba melihatmu, dan berfikir, dengan keadaan seperti itu Kau tak mampu melanjutkan kehidupanmu, Akhirnya Ibu memberikan sebelah mata Ibu untukmu..
AKU SANGAT MENYAYANGIMU ANAKKU ! KINI KITA SUDAH BERBEDA ALAM TAPI CINTAKU TAKKAN PERNAH PUTUS UNTUKMU !"


Adaptasi oleh : Banu Luthfan Aziz

Cinta menurut Remaja


          Cinta adalah sesuatu hal yang sangat kompleks yang dirasakan oleh setiap insan di muka bumi, cinta seringkali dianggap sebagai hal yang indah, tetapi tak jarang ada sebagian kalangan orang yang menganggap cinta adalah hal buta dan menyesatkan. Cinta acap kali membuat si penderita mengorbankan semua hal yang ia miliki untuk seseorang yang dicintainya, padahal tidak seperti demikian. Mario Teguh pernah mengatakan bahwa, bukan cinta-lah yang membuat kita membabi buta, tetapi diri kita yang telah mengubah cinta menjadi membabi buta. Hal ini membuat pola fikir kita kembali pada hukum atau dasar yang paling utama yaitu, bahwa segala sesuatu bergantung pada diri kita sendiri. Otak dan Naluri kita-lah yang membuat segala sesuatu terjadi, karena kekuatan sugesti akan senantiasa mengiringi kita dan membuat apa yang kita harapkan terjadi, kekhawatiran akan membuat apa yang kita khawatirkan terjadi, begitupun sebaliknya keoptimisan akan membuat harapan kita menjadi kenyataan. Oleh karena itu berhati – hatilah dengan fikiran Anda, senantiasalah berhusnudzan entah itu kepada Allah, maupun kepada makhlukNya, karena dengan demikian kita mampu menjaga konsistensi diri untuk selalu menggapai keoptimisan tanpa menjadi pribadi yang over confidence. Lakukan hal ini terhadap permasalahan cinta Anda.
            Sekarang mari beranjak ke beberapa kisah dari para sahabat Rasul dan Imam. Mari kita teladani beberapa kisah ini.
Kisah ini ditulis oleh M. Agus Syafii dalam komunitas dalam jejaring sosial Facebook, Mukjizat Sholat Dan Doa.

Aku Mencintaimu Karena Cintaku Pada Allah

Imam Syafii pernah ditanya oleh istrinya, "Suamiku, apakah engkau mencintaiku?" Beliau menjawab, "Ya tentu saja, dirimu bagian dalam hidupku." Mendengar itu istrinya bertanya, "Apakah engkau juga mencintai Allah? Bagaimana mungkin dua cinta menyatu dalam hati seorang mukmin, Cinta kepada Allah dan juga mencintaiku?" Beliau tersenyum dan mengatakan kepada istrinya dengan pandangan mata yang lembut penuh kasih sayang. "Karena cintaku kepada Allah, maka aku mencintai makhlukNya, memperlakukan dengan hormat dan penuh kasih sayang istriku, anak-anakku dan sesama. Aku mencintaimu karena cintaku kepada Allah."

Sahabatku, cintailah pasangan cinta kita karena cinta kita kepada Allah, perlakukanlah dengan hormat pasangan kita, setia dan mencintai dengan setulus hati. Kehidupan di dalam rumah tangga sangat dinamis, kebahagiaan, kesedihan, kebencian, senyuman semua datang silih berganti. Jika pasangan suami dan istri saling memahami terus ditumbuhsuburkan, maka akan selalu ada tunas cinta yang bersemi. Jika tunas cinta terus bersemi akan selalu bunga-bunga yang bermekaran, menebarkan semerbak harum wangi dipagi hari menyambut kehidupan yang indah.

Seorang Mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang paling baik akhlaknya. Sebaik-baiknya kalian adalah yang paling baik kepada istrinya. (HR. Bukhari).

Bukankah cerita diatas membuat kita terharu ? Betapa lembut dan penuh kasih sayang-nya Imam Syafii memperlakukan istrinya, dan Beliau mencintai istrinya tanpa bermaksud mendua cinta Allah dengan manusia, karena sejatinya cinta manusia semata – mata hanyalah untuk Allah SWT.
Berkaitan dengan permasalahan remaja masa kini, bahwa cinta dalam pandangan mereka (termasuk penulis) adalah hal yang sangat indah, seolah dunia hanyalah milik berdua, tentu saja Anda dan pasangan Anda, problematika yang terjadi di kehidupan remaja adalah mereka mulai mengesampingkan nilai moral, etika, dan estetika kehidupan. Karena mereka mengumbar kemesraan di depan umum, sedangkan mereka belum memiliki hak apa – apa untuk melakukan hal tersebut. Subhanallah, ini adalah proyek terbesar kita para remaja, untuk mengubah paradigma berfikir ini, bahwa tidak selamanya pacaran haruslah berpegangan tangan, haruslah berpandang – pandangan, apalagi dibumbui oleh hal lain yang lebih ekstrem dari itu. Ingatkah kalian saudara – saudaraku, bahwa pandangan adalah anak panah syaitan, dan saat anak panah itu menusuk mata kita, kemudian api itu turun menuju hati dan naik meracuni fikiran kita. Astaghfirullahaladzim, begitu cerdik syaitan membuat kita tersesat dari jalan yang lurus, tetapi kita harus tumbuh lebih cerdas dari syaitan, sifat remaja yang mudah terombang ambing membuat kita harus senantiasa berpegang teguh terhadap keimanan pada Allah SWT, dan pintar memilih teman. Ingat ! Memilih teman, bukan memilih – milih teman.
Mengapa seringkali terdengar bahwa “Masa remaja adalah masa yang sangat labil” ? Jika kita jabarkan perkara ini secara ilmiah, maka..
Dalam kehidupan manusia, ada 3 tahap bagaimana kita menggunakan akal kita. Pertama, pada saat balita kita menggunakan naluri untuk bergerak, menangis, tertawa, dan banyak lagi lainnya. Itulah mengapa sebabnya kita seringkali menemukan balita yang memasukan segala sesuatu kedalam mulutnya, naluri-lah yang melakukannya.
Kedua, remaja, fase ini adalah fase dimana manusia menggunakan otak belakangnya untuk berfikir dan menangkap informasi – informasi baru, sifat dari otak belakang adalah menerima dan menangkap secara penuh seluruh info yang diterima oleh otak. Dan ketiga, dewasa, fase ini adalah fase dimana manusia berfikir menggunakan otak depan, sifat dari otak depan adalah menyeleksi apa yang telah diterima otak secara bijak.
Dengan demikian kita dapat menyimpulkan bahwa, memang betul, masa remaja adalah fase kritis manusia, karena cara berfikirnya pun menerima informasi tanpa adanya proses seleksi, sehingga remaja masa kini mudah sekali terpengaruhi oleh hal – hal negatif. Tentu faktor teman pun menjadi aspek terbesar yang mempengaruhi tingkat kelabilan seorang remaja.
Sebuah kalimat pernah terdengar oleh telinga penulis bahwa,
“Janganlah kamu tanya bagaimana si fulan itu, tetapi lihatlah dengan siapa si fulan itu berteman”

Kalimat ini menyatakan bahwa kita tidak perlu menilai seseorang itu seperti apa, cukup dengan melihat siapakah teman – temannya.
Karena sesungguhnya, teman adalah cermin pribadi kita, saat kita mampu berteman dengan orang – orang yang shalih, maka InsyaAllah kita pun akan terbawa menjadi orang shalih. Demikian pun dengan cinta, saat kita berteman dengan orang – orang yang tepat, maka cara kita mengahadapi hal yang luar biasa indah ini pun akan tepat, mereka yang bijak mengahadapi cinta akan senantiasa menyandarkan kesadaran cinta mereka kepada Allah, karena Allah-lah satu – satunya zat yang berhak dicintai sepenuh hati.
Ketika remaja wanita labil, mengatasnamakan cinta sebagai landasannya melakukan hal –hal bodoh, maka itu sesungguhnya merupakan penistaan cinta yang paling kejam, menjual seluruh harga dirinya hanya untuk seseorang yang dicintainya sesaat dan belum tentu mau bertanggung jawab atas seluruh perbuatan yang  telah ia perbuat. Oleh karena itu teman – teman Akhwatku berhati – hatilah terhadap laki – laki yang meminta seluruh mahkotamu dengan alasan “bukti cinta”, karena sebenarnya ia tidaklah mencintaimu, ia hanya menginginkanmu sesaat dan membuangmu setelahnya, kemudian kamu akan menyesal atas kebodohan yang telah terlanjur terjadi. Na’udzubillah tsumma na’udzubillahimindzalik.
Sebelum terlambat, hindarilah itu sahabat – sahabatku, dengan menghindari percik – percik api kecilnya, sebelum merambat ke ladang hati kita, ladang hati para remaja yang senantiasa penasaran terhadap hal baru, dan jangan sampai keantusiasan kita membawa kita kepada jurang kesesatan, tetapi sebaliknya manfaatkanlah hasrat ini menjadi jembatan kita menuju gerbang kesuksesan di masa depan. Cinta dengan dosis yang tepat akan menciptakan keselarasan dalam seluruh kehidupan kita, saat cinta kita gunakan sebagai aksen untuk perindah akhlak dan perilaku kita, maka penggunaan cinta ini dapat kita kategorikan sebagai penggunaan cinta dengan dosis yang tepat.
            Saat kita mencintai Allah, maka Allah akan lebih mencintai kita, karena sifat Maha Penyayang-Nya yang luar biasa.
Hal ini membuktikan bahwa cinta bukanlah hal yang gila ataupun menyesatkan, tetapi cinta adalah Maha Karya yang sangat indah yang Allah ciptakan untuk seluruh manusia, tanpa cinta, manusia akan hampa, tanpa cinta, manusia akan sengsara, dan Allah-lah yang Maha memiliki segalanya. Jadi, masihkah ada alasan kita untuk mendua cinta Allah dengan cinta kita yang berlebihan kepada makhlukNya ? 




          Cinta seringkali kita kenal dengan sebutan VMJ, atau Virus Merah Jambu, hal ini memang benar – benar layak kita sebut sebagai virus, karena jika kita salah mengartikan dan mengaplikasikan cinta, maka cinta akan menjelma jadi virus yang senantiasa menggerogoti iman kita, futur yang akan mengikutinya, dan kebutaan pandangan terhadap cintalah yang akan kita dapati.
            Ada beberapa golongan yang mungkin mengatasnamakan cinta sebagai multivitamin penambah daya gedor belajar, tetapi sesungguhnya hal ini bukan alasan yang tepat untuk mencemari nama cinta yang maha indah. Dengan memendam ungkapan rasa terhadap lawan jenis yang kita suka dibarengi dengan niat untuk tidak mengusik aqidahnya, Insya Allah hal ini merupakan salah satu bentuk jihad yang dapat kita lakukan sebagai muslim yang kini mengemban title sebagai remaja atau pemuda.

PEMUDA SEBAGAI PELOPOR PERUBAHAN